Percintaan Gue Kompleks
GILA! Gue hari ini bangun bukan di tempat tidur gue. GUE HABIS NGAPAIN?!?! Oke, tarik napas dalam-dalam.
Gue hari ini bangun di rumah Nabil, buntut kejahilan Arjun dkk. Jadi begini ceritanya. Tadi malam, gue main ke rumah Nabil dengan dalih untuk me-ngeprint desain cover majalah. Namun, gue nggak ngerti cara menggunakan printer. Ya, ke-primitifan gue kembali. Gue dan Nabil akhirnya hanya menonton film di laptop gue, yaitu "Shang-Chi And The Legend Of Ten Rings", film yang sedang booming, ya, gue penggemar bajakan.
Satu jam film berjalan, Arjun dan rombongan ziarahnya datang. Mereka adalah Aufa, Abror, dan Abi, datang ke rumah Nabil dengan membawa petaka, eh. Kami hanya berbicara tentang keadaan belakangan. Seperti biasa, Arjun selalu menjadi bimbingan konseling gue.
"Gue belakangan lagi ngejauh dari si Angel, Jun. Lo tahu sendiri lah si Angel itu sulit kalo di-whatsapp, dichat hari ini baru bales setahun." aku Gue panjang lebar kali tinggi. Arjun mangap mulutnya dikerubutin lalat.
Gue sekarang ini sedang dekat sama cewek lain, namanya Andrea. Andrea ini bertemu gue di dua event, namun kami saling tidak mengenal. Gila. Terus gimana caranya gue deket sama dia?
Gue dapet nomor whatsapp Andrea udah lama banget. Sekitar 3 atau 2 bulan yang lalu. Gue kenal dia gara-gara kakak kelas gue, Abdullah, masuk grup ghibah bersama cewek-cewek paskibra, dan di grup tersebut sedang mengghibahi gue! Wowwwww, gue dighibahin anak paskib woi! Lo tahu anak paskib kan? 9 dari 10 anak paskib mempunyai paras yang cantik, body goals, serta sanggup makan mie instan pake hidung. Lupain yang terakhir.
Cerita kedekatan gue dengan Andrea bisa dibilang aneh. Dan, bahkan rasanya tidak pas jika dibilang dekat. Ya, terus apaan dong?
Malam Selasa dia update status, gue berkomentar, hanya dari komentar tersebut gue dan Andrea sekarang jadi rajin chatting. Chatting pangkal jadian.
Ketika gue berkomentar di status tersebut, gue sudah menyadari bahwa gue dan Angel memang dua orang yang sulit disatuin. Angel bagaikan Cinderella yang sedang mencari sandal jepitnya, sedangkan gue bagaikan peternak ayam sedang mencari kerbau, oke gue nggak ngerti arti kata barusan.
Bahkan, ketika gue ceritakan kedekatan gue dengan Andrea ini ke Lisa, Lisa mendukung gue 50 persen, sedangkan 50 persen kepercayaannya yang lain untuk fakir miskin dan dhuafa yang membutuhkan, oh Lisa, betapa dermawannya dirimu.
Tekad gue sekarang bulat. Gue pengin lebih dekat dengan Andrea dan melupakan Angel. Namun, angan-angan tersebut sirna ketika sepulang sekolah di hari Rabu, Angel whatsapp gue.
"Selamat siang, Mas." bunyi chatnya.
"Siang juga, Ngel."
"Udah makan?"
"Udah."
Sudah.
Keesokan harinya kejadian serupa terjadi. Angel selfie dengan latar belakang ruang kelasnya dan mengirimkan fotonya ke gue.
"Selamat pagi, Mas." captionnya.
Gue membalas pesan tersebut dengan mengirimkan foto selfie gue dengan background pegunungan Alpen, shit.
Gue membalas pesan tersebut dengan mengirimkan foto laptop gue. Layarnya menunjukkan gue sedang menonton Shang-Chi pagi itu.
"Film apa itu, Mas?" tanyanya penasaran.
"Shang-Chi, film Marvel, Ngel." jawab gue dengan sok cool, sok ganteng, sok atuh kadieu sia.
"Wah keren, kalo aku suka nontonnya drakor." timpalnya menunjukkan realitas bahwa separuh cewek di Indonesia memang lebih suka drakor ketimbang film action garapan Marvel. Ehm...
"Aku kalo drakor cuma tahu satu doang, Do Bong Soon." gue percaya diri walaupun gue bahkan nggak tahu siapa nama-nama aktor dalam drama Korea tersebut.
Setelah ngebacot, eh, maksudnya membicarakan tentang film, obrolan kami dibelokkan oleh Angel.
"Mas, lihat storyku deh."
"Oke bentar."
"Ini siapa ya "Idiot"nya?" tanya gue pura-pura tidak tahu walaupun gue sebenarnya tahu tapi kau memilih seolah engkau tak tahu, kau sembunyikan rasa cintamu. Sial, jadi nyanyi. Gue pura-pura nggak tahu kalau unggahan tersebut ditujukan untuk gue. Padahal untuk gue.
"Hehe." balasnya singkat, chat kami pun berhenti di pertanyaan gue, "Kamu beneran love sama idiotnya?"
Gue ceritakan lagi ini ke Lisa.
"AUK AH MALES, ZIM. PERCINTAAN LO RIBET, PACAR GUE AJA SEKARANG SUSAH DIHUBUNGIN." Lisa marah-marah sambil berubah menjadi Hulk berkostum Iron-Man.
Endingnya, gue ceritakan semua ini ke Arjun tadi malam. Arjun masih mangap dikerubutin lalat. "Buaya lu!" singkatnya. Semua orang tertidur, Nabil, Arjun, Abror, Aufa, Abi. Namun, di tengah tidur mereka terbangun kemudian pulang ke ponpes meninggalkan gue sendirian. Nabil bahkan tidur di kamar, sedangkan gue tidur di ruang tamu dikerubutin nyamuk. Sialan. Gue pengin pulang, namun jam sudah menunjukkan pukul 02.15, tanda seluruh makhluk di belahan bumi Nusantara tengah tertidur lelap bersama mimpi-mimpinya. Gue diam sejenak, berpikir... Kenapa ya, ini harus terjadi lagi ke gue? Di saat gue lebih memilih menjauh dari seseorang, seseorang tersebut justru menginginkan yang sebaliknya. Kalau lo jadi gue, lo pilih mana? Angel, atau Andrea? Pulang, atau ngelanjutin tidur?
Komentar
Posting Komentar